Pages

Sunday, July 22, 2012

Karena Cermin Tak Pernah Berdusta

Melihat anak-anak tumbuh dan berkembang selalu menyenangkan. Selalu ada momen yang patut dikenang kala menyertai keseharian mereka.
Kadang seperti melihat duplikasi diri dalam diri mereka.

Sebagai orang tua, pastinya ingin mempunyai anak yang hidup dalam atmosfer positif. Aku dan Abi pun begitu, selalu berusaha mengapresiasi pencapaian mereka sekecil apapun.
Selalu membesarkan hatinya tatkala mereka merasa rendah atau takut.

Suatu hari kami bermain gunting tempel. Aku buatkan gambar laut yang kosong, lalu di kertas lain gambar aneka makhluk laut. Tugas Fatih dan Refah adalah menggunting gambar makhluk laut tersebut dan kemudian menempelnya di kertas bergambar laut yang kosong tadi.
Berhubung riwayat seni menggambarku menyedihkan (kalo pelajaran gambar gak pernah dapet 8 -_-) maka jadilah gambar makhluk laut yang ajaib (baca : aneh:D).
Saat kubilang, 'Wah, Bunda gambarnya kurang bagus nih. gak papa ya'
Fatih menjawab sambil memelukku, 'Gak papa Bun, yang penting kan Bunda sudah berusaha'
Huhu, so suiittt :* , 'iya Bun gak papa' tambah Refah lagi

Lalu untuk melatih keterampilan berpikir mereka, Aku dan Abi biasanya tidak langsung menjawab setiap pertanyaan yang mereka ajukan. Bisa dijawab cluenya saja sambil diarahkan. Atau kadang aku minta mereka menjawab sendiri pertanyaannya dengan menjawab 'menurut Mas Fatih? menurut Refah?'
Sekarang kalo aku bertanya pada mereka 'hari ini bahagia gak di sekolah? ngapain aja?' atau beberapa pertanyaan lain
Jawaban mereka adalah, 'menurut Bunda?'
Haha, kena deh :p

Contoh lain jika mereka mengatakan kata-kata yang tidak baik aku meminta mereka beristighfar. Ternyata jika mereka bermain dengan temannya dan temannya ada yang berkata kurang baik, Fatih atau Refah kudengar berkata, 'Gak boleh bilang kayak gitu, istighfar dulu'

Mungkin terlalu panjang aku menguraikan momenku dengan anak-anak, tapi intinya adalah anak-anak kita adalah cermin dari diri kita. Seperti apakah kita akan terpantul dari anak kita.
Hal yang kurang baik pun aku bisa berkaca pada anak-anak (tapi kita ambil yang baik-baik saja yaaaa^^) 
Dan untuk yang lebih luas, siapapun yang berada dalam bimbingan kita adalah cermin untuk kita.

Murid jadi cermin untuk guru

Santri jadi cermin untuk Kyai
Karyawan jadi cermin untuk manajer
Manajer jadi cermin untuk direktur
Rakyat jadi cermin untuk  pemimpin
dan masih banyak lagi lainnya

Semoga kita bisa menjadi sosok yang baik, agar cermin kitapun selalu memantulkan bayangan yang indah. Karena cermin tak pernah berdusta.

Depok, 22 Juli 2012


»»  LANJUUUTT...

Thursday, July 12, 2012

Pelajaran di Terminal

Libur tlah tiba, libur tlah tiba *Tasya mode on.
Hihi, telat ya ^^ orang udah pada masuk sekolah kok. Eits, mohon maaf, kami di Sekolah Alam Indonesia masih libur dong :) Secara bagi raportnya kan tanggal 30 Juni.
Satu lagi peristiwa hikmah di masa liburan ini.

Jadi ceritanya anak-anak sudah libur setelah pembagian raport, sementara emaknya masih harus raker selama 3 hari. Ya sud, daripada mereka bete liburan di rumah sementara Bundanya juga gak ada, di eksporlah Fatih dan Refah ke Bandung (baca : dijemput Nenek).

bismania.com
Di akhir pekan aku dan Abi menyusul ke Bandung pake bis. Dari Depok berangkat jam 18.30, sampai terminal Leuwi Panjang, Bandung sekitar jam 21.30.
Turun di Bandung perut minta di isi. Kalo di terminal mah gak pusing ya cari makan, 24 jam rame teruss. Meluncurlah kami ke Warung Makan Ampera yang terletak di seberang Terminal Leuwi Panjang.
id.openrice.com

Rada kecewa karena dah gak banyak pilihan makanan, tapi hidup adalah pilihan *halah:p
Akhirnya aku makan pepes ikan sama tahu, Abi makan ayam goreng sama tahu plus sambel lalap tentunya (ini mau review kuliner ato cerita hikmah seeh? sabaarr, belom selesai^^)

 Naaahh, pas kita sudah mau selesai makan, datanglah seorang pemuda berbaju lusuh yang tanya-tanya di pintu masuk kepada seorang karyawan Ampera. Tanya-tanya ada lauk apa saja. Hmmm, kelihatannya minta dibungkusin nasi tuh. Dan benar saja, aku lihat seorang karyawan lain membungkuskan nasi.

'Bi, jatah preman' kataku berbisik pada Abi
'Masa sih' Abi melirik pemuda tadi lalu melanjutkan makannya
Diam-diam aku berdoa kuatir ada apa-apa

'Minta sambel dong' kata pemuda tadi
Eh, sudah dikasih minta tambahan lagi, kataku dalam hati sambil meneruskan makan.

Posisi duduk kami membelakangi posisi pemuda dan karyawan, jadi aku tidak melihat proses penyerahan bungkusan nasi. Rupanya Abi yang sudah selesai makan memperhatikan proses itu. Lalu blio bilang padaku, 'Pake uang kok Mi', DEGH.. rasanya seperti dipalu di dada. Langsung istighfar dan memohon ampun kepada Allah karena telah berburuk sangka :((



Malu rasanya sudah menuduh orang yang jujur dalam jual beli sebagai peminta, apakah hanya karena tampilan luarnya saja?
Merasa jadi orang paling arogan karena menilai seseorang dalam sekali pandang. Padahal di hadapan Allah, bisa jadi dia, Si pemuda lusuh tadi, yang lebih baik tingkatan imannya:((

Semoga Allah mengampuni kekhilafanku.

Teringat kembali pepatah yang sering di dengar : Dont judge a book by its cover. Alhamdulillah hari itu aku semakin memaknai pepatah ini.


»»  LANJUUUTT...

Wednesday, July 11, 2012

Nikmat Tuhan Kamu yang Mana yang Kamu Dustakan?


Masih menyambung cerita lalu tentang penjual gawang display.
Aku penasaran kemana saja beliau menjajakan dagangannya dengan cara di pikul seperti itu. Berceritalah beliau ini kalau pernah berjalan kaki (sambil memikul barang dagangannya yang tak ringan itu yaa) dari Parung sampai Depok Baru (kurleb 25 km) daaaann, tak satupun yang laku :(

Pernah pula lewat depan rumah seorang penjual lemari buku yang dipikul juga! Subhanallah..
Walaupun lemari ukuran pendek, tapi pasti berat sangat.
Rumahnya di Pondok Pinang (kalau gak salah, agak lupa), dari sana blio naik angkot sampai stasiun Tanjung Barat (gak kebayang gimana bawa dua lemari itu dalam angkot), lalu naik kereta sampai stasiun Depok Baru. Dari sini blio berkeliling menjajakan lemarinya berjalan kaki!

Lain waktu di kereta pernah pula bersua seorang kakek (taksiranku lebih tua dari ayahku) yang memikul aneka buah yang beratnya terlihat sungguh sangat. Blio turun di Sta. Tebet, tak sempat berbincang karena air mata sudah tak kuat melawan gaya gravitasi :'(

Kadang berpikir, Ya Allah.. berapa ya keuntungan yang mereka dapat? Sebandingkah dengan tenaga luar biasa yang mereka keluarkan? Mereka benar-benar hanya mengandalkan tenaga saja. Kalau sakit bagaimana?
Kita pasti sering menemukan orang-orang seperti mereka ini. Sesungguhnya Allah mempertemukan mereka dengan kita bukan tanpa maksud. Harusnya kita bisa mengambil hikmah dari keberadaan mereka dan kebertemuan kita dengan mereka.

Yang pertama menguji kepekaan sosial kita. Walaupun kita tidak membeli, tapi dengan menawarkan istirahat sejenak, mengajaknya makan minum dulu, atau membekali sebotol air mineral sudah cukup membuat mereka senang. Dan mendoakan dalam hati agar dagangan mereka laku dan usaha yang mereka lakukan barokah. Berdoa saja tidak keluar uang dan tenaga kan? Doa adalah seminimal-minal kepedulian kita.

Yang kedua tentu untuk kita lebih mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Seapes-apesnya kita belum pernah harus memikul lemari buku berkeliling dan gak laku pula (mohon maaf jika ada yang pernah ya). Kita sering mengeluh dengan kondisi yang kurang inilah, itulah, padahal bila dibanding beberapa saudara kita yang lain, kita jauuuh lebih baik.

Pertemuan kita dengan orang-orang seperti mereka, atau bahkan dengan siapapun haruslah berbuah hikmah selalu, InsyaAllah..

Ket gambar :
1. www.mellbao.blogspot.com
Maaf tidak ada foto dari mereka yang aku temui
»»  LANJUUUTT...

Wednesday, July 4, 2012

Do Nothing, Nothing Happen. Do Something, Miracle Happen




Kalimat yang tertulis di judul tadi sering kudengar dari para motivator. Suatu peristiwa menguatkanku untuk selalu do something.

Kisahnya bermula ketika ada tawaran bazar deket rumah, jadilah aku yang jualan gamis-gamis batik berniat untuk ikut bazar untuk pertama kali.
Tapi...  gak punya displaynya neh. Wis gak papa, yang penting ndaftar dulu.
Gamisnya masih dikit, tenaaaang, nanti bisa ngambil lagi di agen.
Harus punya uang pecahan lho buat kembalian, gampaang, deket rumah ada pom bensin, nuker ajah.
Ngangkut barangnya gimana? Duh, kan ada hubby yang baik hati :*

Gawang by Google. Punyaku jauuuh lebih sederhana.



Gamis tinggal ngambil, uang bisa dituker, yang pusing nyari display. Secara masih newbie, jadi nyari yang sederhana dulu deh (baca : murah :p). Jadilah daku hunting display di sekitaran rumah dulu. Pertama ke Mall Rongsok (tau ngga?? tanya mbah google aja ya, ntr bisa jadi satu tulisan sendiri tentang Mall Rongsok), hmm.. adanya display-display buat di toko gitu, bagus sih, tapi out of budget dan juga terlalu pendek buat gamis. Gak sempet nyari ke tempat yang jauh, maklum sibuk –halah, gaya:P-
Sampai H-1 belum dapet display, udah mikir-mikir mau pake tali + hanger aja (duh,ngenes banget ya). Eh, ditawarin temen buat minjem gawang baju punya temennya, tapi pendek juga. Ya sud, gapapalah, daripada gak ada, ntar bagian bawah gamisnya dikaretin ajah (kebayang bakal jadi gamis teraneh).

H-1 sore skitar jam 4 aku mau ngaji. Ketika sudah 100 m dari rumah, tiba-tiba berpapasan dengan penjual gawang baju. Tadinya ragu mau manggil, kan sudah ada pinjeman. Tapii..kalau nanti ikut bazar lagi gimana?
Belum diambil lagi, jauh ngambilnya..
Aduuh itu Abangnya keburu pergi!
‘Bang!’, akhirnya kupanggil juga Abang gawang itu. Lalu kami menuju rumah, dan ternyata setelah dicoba, gawangnya kependekanL, gamisnya nyengser (apa ya istilahnya? Kalo ‘ngagapuy’ tau g?:D).
‘Oh, bisa bu pesen kalau mau tinggi, nanti saya buatin’,
‘saya butuhnya besok pagi Bang’
‘Jam berapa bu, saya sepagi mungkin deh’
‘Wah kalau nganternya pagi mepet Bang, kalo bisa ntar malem dah dianter’
‘Siap lah bu, nanti sebelum jam 9 saya anter’
‘Pesen dua ya, tapi kalo gak cocok gak jadi lho Bang’
‘Iya bu gak papa, nanti saya tambahin 30 cm cukup lah’
Setelah mencatat nomor telponnya, aku pun melaju kembali.

* * *
Sebelum jam 9 Si Abang sudah datang dan Alhamdulillah cocok, jadi aku beli dua, sekalian temenku nitip. Sambil ngobrol-ngobrol terkuaklah ternyata hari ini aku pembeli pertamanya, dimana Si Abang ini dah jualan keliling dari jam 8 pagi.
Subhanallah.. siapa yang mempertemukan aku dan Si Abang? Allah kan. Aku sampai merasa Allah mengutus khusus Si Abang ini untukku karena memang aku butuh banget.
Dan lihat, apakah kepergianku sore itu untuk mencari display? Nggaaa, sore itu aku mau ngaji, gak ada niat nyari-nyari display. Tapi saat itulah Allah menggenapkan semua ikhtiarku mencari display dengan mempertemukan dengan Si Abang.
Pun Si Abang itu, dia sudah menuju arah pulang. Bahkan menurutnya dia sudah lewat depan rumahku tadi pagi. Tapi kita dipertemukan di sore hari.
Ketika kita menggenapkan ikhtiar, maka Allah menyempurnakan.
Just do the best and Allah do the rest.
Sore itu miracle terjadi padaku dan pada Abang penjual gawang display.

»»  LANJUUUTT...

Monday, July 2, 2012

Buah Hati..

Karenamu, duniaku bermentari
Denganmu, aku meniti pelangi
Menatapmu, siangku berembun pagi
Memelukmu, adalah nikmat surgawi
Mengecupmu, laksana dirubung melati


Ya Allah.. mampukan aku menjadi Bunda sejati..

»»  LANJUUUTT...