Pages

Monday, February 25, 2013

Inspirasi Syukur Gara-gara iPad

Hari kemarin dapat inspirasi gara-gara iPad. Bukan iPad sendiri lho ya, iPad orang laen :) Trus gimana ceritanya bisa jadi inspirasi? Jadi begini.......

iPad itu adalah milik adik saya, kebutulan kami tinggal tidak terlalu jauh, yah, masih satu kelurahan lah. jadi kalau sedang berkunjung ke rumahm atau saya yang ke rumahnya, anak-anak, Fatih dan Refah, biasanya minta main game di iPad Om-nya. Maklum, emak bapaknya gak (belum?) punya :D . Terutama Fatih sih sebenarnya.
Tapi ya gitu, kalo pas om-nya pulang dan sebenarnya masih pengen maen jadinya ngambek -__-
Nah, suatu hari giliran kita yang berkunjung. Dan seperti biasa minta main game di iPad.Yo wis, monggoooo..
Pas mau pulang seperti biasa pula gak mau, karena masih pengen main. Dibujuk-bujuk akhirnya mau tapi teuteuuup masih sambil ambek-ambekan. Cemberut, jalan sambil nendang-nendang, dan rada ngomel.
Karena dalam suasana emosi, pas mau naik motor bentrok lagi sama adiknya, Refah, rebutan posisi tempat duduk. Padahal sudah disepakti di awal masalah posisi tempat duduk ini.
Dari sekedar perang mulut akhirnya mulai main fisik, Umi langsung bertindak memisahkan dan memberi ultimatum. Saat masih terus panas, akhirnya keluarlah ulimatum berat : GAK BOLEH MAIN iPAD SELAMA SEPEKAN.
Untuk menentukan konsekuensi biasanya saya memberitahukan konsekuensi yang akan diperoleh ketika melakukan atau tidak melakukan sesuatu, tapi saat itu saya memberikan konsekuensi dadakan.

Selama perjalanan pulang ke rumah saya merenung. Mengapa saya memberikan konsekuensi dadakan itu kepada Fatih, lalu saya jawab karena Fatih tidak mensyukuri bahwa dia sudah diberi kesempatan main iPad. Ok, masalah bersyukur seperti ini mungkin belum sampai untuk anak seusia Fatih (6 tahun).
Tapi seandainya Fatih tidak marah-marah, lalu mengucapkan terimakasih atas kesempatan main iPad, pasti kita akan senang dan akan memberinya kesempatan bermain di lain waktu.
Well, saya maklum karena Fatih masih anak-anak, oleh karenya saya ingin memberikan pemahaman tentang kesyukuran. Sampai di rumah pun saya ajak dialog dan alhamdulillah kelihatannya dia mengerti dan menerimanya. Akhirnya minta dibacain cerita saja :)

Hari itu saya benar-benar belajar tentang rasa syukur, mungkin kita sering, diberikan suatu nikmat oleh Allah, lalu kita merasa nikmat itu kurang, lalu kita mengeluh, lalu kita minta lebih lagi. Nah, bagaimana menurut Anda? Apakah akan ditambah? lihat pengalaman saya tadi sebagai analogi.
Tapi sebaliknya ketika nikmat itu walaupun kecil kita syukuri, kita haturkan terimakasih tak berhingga, walaupun tak diminta, akankah ditambah?

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya ...

'Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih' -QS brahim ayat 7-


Note :
Dialog saya dan Fatih saat refleksi peristiwa ini

Umi : "Mas Fatih, kalau Mas Fatih ngasih Umi permen satu, trus Umi ga bilang terimakasih Mas Fatih seneng ngga?"
Fatih : "Ngga"
Umi : "Trus abis gitu Umi marah-marah minta permennya ditambah jadi dua atau tiga, kira-kira gimana?"
Fatih : diemm,manyuun.."ngga dikasih.."
Umi : "Nah begitu juga bla..bla..bla.."
Fatih : "Ya udah cerita buku aja sekarang" (daripada dengerin uminya ceramah mulu :p )









»»  LANJUUUTT...

Monday, February 4, 2013

Mengantar Rejeki

foto : google
Hari ini aku dibuat terharu dan tergugu. Akan sebuah takdir yang Allah tetapkan. Menjadi pengantar rejeki yang datang dari arah yang tak di duga-duga.
Sebenarnya mungkin ini bukan kali pertama, tapi entahlah, rasanya hari ini lebih bermakna. Mungkin karena usia semakin matang (baca : tua :p) maka perenungan semakin dalam (tssaaahhh).
Kisah serupa pun tlah aku baca di sini. Tapi mengalami sendiri, dan dalam kesadaran serta perenungan sungguh berbeda.

Hari ini guru-guru berkumpul di sekolah, menguatkan kembali rencana kepindahan Sekolah Alam Indonesia dari Ciganjur ke lahan baru. Calon lahan baru sudah ada, yang masih harus dipikirkan dan diusahakan adalah dananya. Untuk dana awal insyaAllah sudah ada, jadi untuk next stepnya yang harus terus ikhtiar. Banyak lah yang dilakukan hari itu, insyaAllah menguatkan jiwa-jiwa kita kembali.

Kami sebelumnya sudah dibagi kedalam beberapa kelompok.
Sesi terakhir adalah sesi berserah dan sedekah.  Jadi setiap orang memberikan infaq terbaiknya dan dikumpulkan dalam kelompoknya, kemudian stelah terkumpul harus langsung disalurkan kepada pihak yang kita pilih dan dirasa yang paling membutuhkan.
Dari kelompok saya terkumpul dua jutaan dan kami bersepakat menyalurkannya kepada seorang ibu yang mengurus anak-anak yatim.

Singkat cerita kami mengunjungi rumahnya. Tadinya saya pikir ini adalah semacam panti asuhan yang dikelola yayasan atau suatu badan, tapi rupanya ibu ini seorang yang mengelola anak-anak ini. Di depan rumah tidak ada tulisan atau plang rumah yatim atau sejenisnya.

Bagian dalam depan rumah tampak lega karena tidak diisi dengan aneka perabot, tampak seperti biasa digunakan untuk belajar bersama atau mengaji. Ada satu sofa set di sana. 
Ketika kami sampaikan maksud kedatangan, Sang Ibu tampak berkaca-kaca dan berkata, 'Terimakasih ya Bu, semoga segala kebaikan ibu semua dibalas Allah. Alhamdulillah ini rejekinya anak-anak, kebetulan beberapa anak ada yang mau ujian, ibu sudah bingung darimana uang buat bayar ujiannya. Ini pertama kalinya anak yang paling besar mau ujian SMA'

Degh...

Aku membayangkan, sebelum kedatangan kami, ibu ini sedang berdoa, mungkin doa terkhusyuknya, memohon pertolongan Allah atas hajatnya dan hajat anak-anak yatim di bawah asuhannya. Lalu datanglah kami menjadi perantara terkabulnya doa. Tidak, walaupun kami tidak datang, aku yakin Allah pasti akan mengutus orang lain.
Subhanallah.. betapa luar biasa rasanya menjadi pengantar rejeki orang-orang yang membutuhkan. Terasa betapa nikmatnya melihat kebahagiaan terpancar dari jiwa yang merindu hadirnya pertolongan. Walaupun hakikatnya bukan kami yang menolong, hanya perantara saja.

Bisa dimengerti kenapa gerakan-gerakan penyaluran dana yang masif terus bergulir dan para relawannya tidak dibayar, seperti Sedekah Rombongan yang dimotori mas Saptuari   (@Saptuari) atau Makelar Sedekah  yang dimotor Mas Mono (@masmono08).

Sore itu semakin nyata sabda Nabi SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya adalah benar.
Semakin yakin bahwa pemelihara anak yatim kelak di surga begitu dekat dengan Nabi SAW

Ya Allah.. mampukan hamba untuk berbuat seperti mereka yang telah lebih dulu menempuh jalan surgaMu... aamiin..

foto : google



»»  LANJUUUTT...